Welcome to Hanum's blog

Sistemik Lupus Eritematosus

Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh keliru menyerang jaringan sehat.Hal ini menyebabkan peradangan kronis jangka panjang.Dari segi bahasa, Eritematosus artinya kemerahan, sedangkan sistemik berarti tersebar luas diberbagai organ tubuh.
Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda. Beratnya penyakit bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang menimbulkan kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi yang muncul dan organ yang terkena.
Penyakit ini dalam ilmu kedokteran disebut Sistemik Lupus Eritematosus (SLE), yaitu ketika penyakit ini sudah menyerang seluruh tubuh atau sistem internal manusia.Dalam ilmu imunologi atau kekebalan tubuh, penyakit ini adalah kebalikan dari kanker atau HIV/AIDS. Pada Lupus, tubuh menjadi overacting terhadap rangsangan dari sesuatu yang asing dan membuat terlalu banyak antibodi atau semacam protein yang malah ditujukan untuk melawan jaringan tubuh sendiri. Dengan demikian, Lupus disebut sebagai autoimmune disease (penyakit dengan kekebalan tubuh berlebihan).
Jenis penyakit Lupus ini memiliki tiga macam bentuk, yang pertama yaitu Cutaneus Lupus, seringkali disebut discoid yang memengaruhi kulit. Kedua, Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) yang menyerang organ tubuh seperti kulit, persendian, paru-paru, darah, pembuluh darah, jantung, ginjal, hati, otak, dan syaraf. Ketiga, Drug Induced Lupus(DIL), timbul karena menggunakan obat-obatan tertentu. Setelah pemakaian dihentikan, umumnya gejala akan hilang.
Gejala Penyakit Lupus atau Sistemik Lupus Eritematosus
Beberapa Gejala penyakit lupus yang umum dijumpai adalah:
  • Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan.
  • Gejala umum penyakit lupus penderita sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.
  • Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala penyakit lupus, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Penyakit Lupus.
  • Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh penyakit lupus ini
  • Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan
Solusi Terbaik dan Aman Pengobatan Sistemik Lupus Eritematosus Dengan Xamthone
Apa itu xamthone Amazing Juice For Amazing Health!!!!
Xamthone merupakan sebuah  merek produk minuman kesehatan yang berasal dari buah manggis kulaitas nomor 1 . Xamthone di formulasikan dari nutrisi murni buah manggis , buah eksotik yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Khasiatnya tidak  di ragukan lagi.
Mengapa xamthone  jus manggis memiliki kemampuan mengobati Sistemik Lupus Eritematosus
Pertanyaan ini terjawab dengan penelitian terkini yang membuktikan bahwa manggis mengandung antioksidan yang sangat kuat yaitu xanthone, melebihi beberapa kali lipat dari kekuatan vitamin c dan E .
Khasiat Xanthone bukan hanya antioksidan, tetapi juga antikanker.Ekstrak kulit manggis bersifat antipoliferasi yang untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.Selain itu ekstrak itu juga bersifat apoptosis penghancur sel kanker.Xanthone mampu merawat beberapa jenis penyakit kanker seperti kanker hati, pencernaan, penyakit paru-paru, dll.Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi penyakit TBC, ashma, leukemia, antiinflamasi dan antidiare.
Faedah lain manggis sebagai antijamur dan antibakteri penyebab jerawat.
Tak cuma daging buah manggis yang kaya akan akan vitamin V-66 mg, tetapi juga kulit nan multi khasiat. Antikanker, antioksidan, mujarab mengatasi jantung koroner dan mengatasi HIV.
Lupus eritematosus sistemik (LES) adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun, menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh.Perjalanan penyakitnya bersifat episodik (berulang) yang diselingi periode sembuh.
Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda. Beratnya penyakit bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang menimbulkan kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi yang muncul dan organ yang terkena.Perjalanan penyakit LES sulit diduga dan sering berakhir dengan kematian.
Karenanya LES harus dipertimbangkan sebagai diagnosis banding bila anak mengalami demam yang tidak diketahui penyebabnya, artralgia, anemia, nefritis, psikosis, dan fatigue.Penyebab terjadinya LES belum diketahui.Berbagai faktor dianggap berperan dalam disregulasi sistem imun. Pada anak perempuan, awitan LES banyak ditemukan pada umur 9-15 tahun
Lupus eritematosus sistemik (LES) adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun, menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh.Perjalanan penyakitnya bersifat episodik (berulang) yang diselingi periode sembuh.
Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda. Beratnya penyakit bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang menimbulkan kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi yang muncul dan organ yang terkena.Perjalanan penyakit LES sulit diduga dan sering berakhir dengan kematian.
Karenanya LES harus dipertimbangkan sebagai diagnosis banding bila anak mengalami demam yang tidak diketahui penyebabnya, artralgia, anemia, nefritis, psikosis, dan fatigue.Penyebab terjadinya LES belum diketahui.Berbagai faktor dianggap berperan dalam disregulasi sistem imun. Pada anak perempuan, awitan LES banyak ditemukan pada umur 9-15 tahun
Penatalaksanaan
Penatalaksaan LES harus mencakup obat, diet, aktivitas yang melibatkan banyak ahli.Alat pemantau pengobatan pasien LES adalah evaluasi klinis dan laboratoris yang sering untuk menyesuaikan obat dan mengenali serta menangani aktivitas penyakit.Lupus adalah penyakit seumur hidup, karenanya pemantauan harus dilakukan selamanya.
Tujuan pengobatan LES adalah mengontrol manifestasi penyakit, sehingga anak dapat memiliki kualitas hidup yang baik tanpa eksaserbasi berat, sekaligus mencegah kerusakan organ serius yang dapat menyebabkan kematian. Adapun obat-obatan yang dibutuhkan seperti:
  1. Antiinflamasi non-steroid
    Untuk pengobatan simptomatik artralgia nyeri sendi).
  2. Antimalaria
    Diberikan untuk lupus diskoid. Pemakaian jangka panjang memerlukan evaluasi retina setiap 6 bulan.
  3. Kortikosteroid
    Dosis rendah, untuk mengatasi gejala klinis seperti demam, dermatitis, efusi pleura. Diberikan selama 4 minggu minimal sebelum dilakukan penyapihan.
    Dosis tinggi, untuk mengatasi krisis lupus, gejala nefritis, SSP, dan anemi hemolitik.
  4. Obat imunosupresan/sitostatika
    Imunosupresan diberikan pada SLE dengan keterlibatan SSP, nefritis difus dan membranosa, anemia hemolitik akut, dan kasus yang resisten terhadap pemberian kortikosteroid.
  5. Obat antihipertensi
    Atasi hipertensi pada nefritis lupus dengan agresif
  6. Kalsium
    Semua pasien LES yang mengalami artritis serta mendapat terapi prednison berisiko untuk mengalami osteopenia, karenanya memerlukan suplementasi kalsium.
Diet
Restriksi diet ditentukan oleh terapi yang diberikan.Sebagian besar pasien memerlukan kortikosteroid, dan saat itu diet yang diperbolehkan adalah yang mengandung cukup kalsium, rendah lemak, dan rendah garam.Pasien disarankan berhati-hati dengan suplemen makanan dan obat tradisional.

Aktivitas
Pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas normal.Olah raga diperlukan untuk mempertahankan densitas tulang dan berat badan normal. Tetapi tidak boleh berlebihan karena lelah dan stress sering dihubungkan dengan kekambuhan.
Pasien disarankan untuk menghindari sinar matahari, bila terpaksa harus terpapar matahari harus menggunakan krim pelindung matahari (waterproof sunblock) setiap 2 jam.Lampu fluorescence juga dapat meningkatkan timbulnya lesi kulit pada pasien LES.
Diagnosis
Kriteria diagnosis SLE menurut ARA (American Rheumatism Association):
  1. Eritema malar (butterfly rash)
  2. Ruam diskoid
  3. Fotosensitivitas
  4. Ulserasi mukokutaneus oral atau nasal
  5. Artritis non erosif
  6. Nefritis (proteinuria >0,5 g/ 24 jam dan sel silinder +)
  7. Ensefalopati
  8. Pleuritis atau perikarditis
  9. Sitopenia
  10. Imunoserologi (Antibodi antidouble stranded DNA, Antibodi antinuklear Sm)
  11. Antibodi antinuklear (ANA)
Empat dari 11 kriteria positif menunjukkan 96% sensitivitas dan 96% spesifisitas;
Salah satu butir pernyataan cukup

Diagnosis banding harus memikirkan kemungkinan infeksi, keganasan, paparan toksin dan penyakit multisistem lainnya.

Prognosis
Beberapa tahun terakhir ini prognosis penderita lupus semakin membaik, banyak penderita yang menunjukkan penyakit yang ringan.Wanita penderita lupus yang hamil dapat bertahan dengan aman sampai melahirkan bayi yang normal, tidak ditemukan penyakit ginjal ataupun jantung yang berat dan penyakitnya dapat dikendalikan.
Angka harapan hidup 10 tahun meningkat sampai 85%. Prognosis yang paling buruk ditemukan pada penderita yang mengalami kelainan otak, paru-paru, jantung dan ginjal yang berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar