Kala I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan
yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Padapermulaan his, kala pembukaan berlangsung
tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I
untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8
jam.Berdasarkan kurve Friedmen, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam
dan pembukaan multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan
lengkap dapat diperkirakan (Manuaba, 1998).
Tanda – tanda persalinan kala I menurut Mochtar (2002) adalah :
>Rasa sakit adanya his yang dating lebih kuat,
sering dan teratur.
>Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan kecil pada servik.
>Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.
>Servik mulai membuka
(dilatasi) dan mendatar
(effacement)
A. Definisi
Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluarkan dengan melalui jalan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi.
Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluarkan dengan melalui jalan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi.
B.
Sebab – Sebab Mulainya Persalinan
Sebab – sebab mulainya persalinan belum diketahui secara pasti. Banyakf aktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan.
Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab persalinan ialah :
1. Penurunan kadar progesteron
Progesterone menimbulkan relaksasi otot – otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerenggangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his.
2. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot – otot rahim.
3. Keteganganotot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya terenggang oleh karena isinya.
4. Pengaruh janin / fetal cortisol
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa – rupanya juga memegang peranan, oleh karena itu pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan ekstra amnia lmenimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu – ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
Sebab – sebab mulainya persalinan belum diketahui secara pasti. Banyakf aktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan.
Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab persalinan ialah :
1. Penurunan kadar progesteron
Progesterone menimbulkan relaksasi otot – otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerenggangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his.
2. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot – otot rahim.
3. Keteganganotot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya terenggang oleh karena isinya.
4. Pengaruh janin / fetal cortisol
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa – rupanya juga memegang peranan, oleh karena itu pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan ekstra amnia lmenimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu – ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
C. TandadanGejalaInpartu
Gejala persalinan sebagai berikut :
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
• pengeluaran lendir
• lender bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah.
4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks :
• Perlukaan cervix
• Pendataran cervix
• Pembukaan cervix
Kala II
Tanda dan Gejala Kala II Persalinan
1)Ibu ingin meneran bersamaan dg kontraksi
2)Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektrum/vaginal
3)Perineum
terlihat menonjol
4)Vulva
vagina dan sfinger membuka
5)Peningkatan pengeluaran lender & darah
Penatalaksanaan Fisiologis Kala Dua Persalinan
Berikutini adalah alur untuk penatalaksanaan kala dua persalinan
:
Gambar 1.Penatalaksanaankala 2 persalinan
1)MulaiMengejan
Jika sudah didapatkan tanda pasti kala dua tunggu ibu sampai merasakan adanya dorongan spontan untuk meneran. Meneruskan pemantauan ibu dan bayi.
2)Memantau selama penataksanaan kala dua persalinan
Melanjutkan penilaian kondisi ibu dan janin serta kemajuan persalinan selama kala dua persalinan secara berkala. Memeriksa dan mencatat nadi ibu setiap 30
menit, frekuensi dan lama kontraksi selama 30 menit, denyut jantung janin setiap
selesai meneran, penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen, warna cairan
ketuban, apakah ada presentasi majemuk, putaran paksi luar, adanya kehamilan kembar
dan semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada catatan persalinan.
3)Posisi Ibu saat Meneran
Membantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman baginya.
Ibu dapat berganti posisi secara teratur selama kala dua persalinan karena hal ini
sering kali mempercepat kemajuan persalinan.
Gambar
2.Posisidudukatausetengahduduk
Gambar
3.JongkokatauBerdiri
Gambar
4.Merangkakatauberbaring miring kekiri
4)Melahirkankepala
Bimbing ibu u/ meneran.Saat kepala janin terlihat pada
vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu. Saat sub
occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan dialas
lipatan kain di bawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncat kepala
agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saa tkepala lahir, Mengusapkan kasa
/ kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan darah.
Gambar
5.MelahirkanKepala
5)Memeriksa Tali Pusat
Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan bernapas cepat. Raba leher bayi, apakah ada leletan tali pusat. Jika ada lilitan longgar lepas kan melewati kepala bayi.
Gambar
6.Memeriksatalipusat
6)Melahirkan Bahu
Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih dan memeriksa tali pusat, tunggu hingga terjadi kontraksi berikutnya dana wasirotasi spontan kepala bayi. Setelah rotasi eksternal, letakan satutangan
pada setiap sisi kepala bayi dan beritahukan pada ibu untuk meneran pada kontraksi
berikutnya. Lakukan tarikan perlahan kearah bawah dan luar secara lembut (Ke arah
tulang punggung ibu hingga bahu bawah tampak di bawah arkus pubis. Angkat kepala
bayi ke arah atas dan luar (mengarah kelangit - langit) untuk melahirkan bahu
posterior bayi.
Gambar
7.MelahirkanBahu
7) Melahirkan Sisa Tubuh Bayi
Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan
bahu janin bagian posterior dengan ibu jari pada leher (bagian bawah kepala)
dan keempat jari pada bahu dan dada/punggung janin, sementara tangan kiri memegang
lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir
Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
kearah bokong dantung kai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari
telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada
lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap kearah penolong. Nilai bayi,
kemudian letakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan
(bila tali pusat terlalu pendek, letakan bayi di tempat yang memungkinkan.
Gambar
8.MelahirkanTubuhBayi
8)Memotong tali pusat
Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi
kecuali tali pusat. Menjepit tali pusat menggunakan klemkira-kira 3 cm dari umbilikus
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm
dari klem pertama. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri,
dengan perlindungan jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem.
Gambar 9.MemotongTaliPusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar